Wednesday, March 2, 2016

Berhenti Berkelahi Sesama Punk



" Punk versus punk" sebuah cerita panjang di komunitas punk yang tak pernah berhenti sepanjang tahun, baik di jakarta maupun diluar kota . Selalu saja terjadi pemikiran yang berseberangan serta dendam lama yang menjadi penyebab utamanya. Saya pun beberapa kali berbenturan dengan masalah ini. Beberapa berakhir dengan kekerasan dan beberapa diselesaikan dengan dialog yang berujung permintaan maaf. Tegangan antar scene yang berawal dari kesalah-pahaman berubah menjadi perang dingin lalu meletus di sebuah event di komunitas saat kedua kubu yang bersitegang bertatap muka.

Semua semakin rumit disaat beberapa orang yang tidak tahu-menahu pokok persoalannya, ikut ambil bagian dalam pertikaian ini. Pada akhirnya masalah bukannya selesai malah semakin panjang dan melebar kemana-mana. Aksi balas membalas  menjadi opsi utama untuk harga diri dari perorangan atau sebuah scene yang akhirnya membuat gelap mata menunjukkan secara gamblang statement ancaman dan pernyataan perang yang secara tidak langsung memberikan sebuah pesan bahwa persoalan ini masih belum berakhir dan akan semakin memburuk.

Fakta utama beberapa perkelahian di komunitas dipicu oleh mendidihnya darah karena mengkonsumsi alkohol dan ditambah pembicaraan yang asal ngomong yang membuat salah satu pihak tersinggung dan berakhir dengan pertikaian. Diskomunikasi membuat masalah tersebut semakin berlarut-larut tanpa ada penyelesaian dan berkembang dari masalah sepele menjadi masalah besar, ditambah lagi kedua pihak yang berselisih enggan atau gengsi untuk menyelesaikannya melalui dialog dan lebih memilih opsi secara barbar sebagai jalan keluarnya

Belum lagi provokasi-provokasi yang dilancarkan oleh beberapa orang yang membenci salah satu pihak yang sedang bersitegang. Memberikan sebuah stereotip bahwa salah satu pihak memang memiliki perangai buruk dan layak untuk mendapatkan pelajaran. Mereka mencoba membujuk dan mempengaruhi melalui perkataan dan sikap manis untuk mengubur dan menggulingkan salah satu pihak yang mereka benci dengan menyamarkan, menutup-nutupi bahkan berbohong agar sifat dengki dan iri mereka terpuaskan.

Oleh karena itu, mungkin ada baiknya kita semua para punkers di seluruh daerah dan indonesia mulai memahami kerangka pemikiran yang saya maksud agar komunitas ini semakin maju dan semakin hangat suasana kekeluargaannya. Berjabat tangan ketika bertemu di sebuah gigs, saling berkunjung, dan banyak lagi hal-hal yang membuat semuanya lebih bersifat seperti saudara dan keluarga, bukan seperti preman yang selalu menunjukkkan kearoganan agar ditakuti dan dihormati yang malah membuat orang lain tidak merasa nyaman.


- arif cabron